Tuesday, March 20, 2007

Kuta, Kampung yang Jadi Jantung Pariwisata Bali

Kuta, Kampung yang Jadi Jantung Pariwisata Bali
Kuta, Bali di akhir tahun 1960-an masih merupakan kampung nelayan dan petani yang sepi. Warganya menggantungkan hidup pada hasil ladang dan tangkapan ikan yang tidak seberapa karena semua dikerjakan secara tradisional.
Lalu serombongan turis datang mendirikan tenda dan bermalam di Pantai Kuta. Dari waktu ke waktu jumlah mereka bertambah banyak. Para pelancong ini butuh toilet, kamar mandi, makan dan berbagai kebutuhan lain di rumah-rumah penduduk.
Penduduk setempat yang masih sangat sederhana itu kelabakan menghadapi orang-orang asing tersebut. "Tiba-tiba saja muncul hippies nginap di pantai."
Mereka masuk ke rumah penduduk cari toilet dan kamar mandi. Penduduk di sini awalnya bingung. Tidak tahu bagaimana caranya menerima turis-turis itu. Penduduk hanya punya toilet dan kamar mandi seadanya, bahkan banyak yang tidak punya. "Tetapi lama-kelamaan berdasarkan pengalaman dan diajari para turis juga, warga akhirnya tahu apa yang harus dilakukan," tutur Kepala Desa Adat Kuta, Made Windra, di Legian, Kuta, Bali, akhir pekan lalu.
Kisah tentang keindahan Pantai Kuta dan pesona Bali yang eksotik dan magis tersebar dari mulut ke mulut hingga menyebar ke mancanegara. Turis dari berbagai penjuru angin berdatangan dan menjadikan Bali sebagai tujuan utama untuk berlibur. Apa lagi di era 1980-an, saat pariwisata mulai menjadi industri yang menggiurkan.
***

No comments: